Langsung ke konten utama

Tugas Ujian Akhir Semester Membaca Sastra : Resensi "Salah Asuhan" karya Abdoel Moeis.

A. PENDAHULUAN
1. Nama : Salah Asuhan
2. Penulis : Abdoel Moeis
3. Penerbit : Balai Pustaka
4. Tebal : VII + 262 Halaman
5. Waktu Terbit : 2004 (cetakan ke-33)

B. Resensi
Saya sendiri agak mulai mencoba mengenali karya Balai Pustaka melalui novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis. Saya awalnya tertarik novel karena semata tertarik covernya. Ternyata isinya cukup unik. 

Novel ini menceritakan tentang seorang pria keturunan Minangkabau yang bernama Hanafi yang kebetulan dikirim ke Solok untuk bersekolah Belanda dengan harapan bisa mengangkat derajat adatnya, namun seiring waktu ia mulai terpengaruh oleh gaya hidup orang barat yang malah membuat nya menghina adatnya sendiri. Apalagi setelah ia berkenalan dengan teman wanitanya berketurunan Pribumi - Perancis yang bernama Corrie. Namun, beberapa waktu kemudian Hanafi tak kunjung menikah, Ibunya meminta ia kawin dengan Rapiah walau Hanafi sendiri tidak mencintai nya dan Hanafi pun malah memperlakukan Rapiah selayaknya babu walau mereka telah dikaruniai anak bernama Syafei. Lalu suatu hari Hanafi digigit anjing gila yang membuatnya berobat ke Batavia, disanalah ia bertemu kembali dengan Corrie hingga ia mengirim surat yang menyatakan ia tak akan kembali ke Minangkabau sekaligus menceraikan Rapiah, saat itu juga Hanafi dan Corrie mulai menikah dengan resiko mereka akan merasa dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya atas pernikahan campur adat ini. Akan tetapi pernikahan mereka tidak bertahan lama akibat kesalahpahaman hingga akhirnya bercerai. Hanafi menyesal sampai ia bisa menemui lagi Corrie yang waktu itu bekerja sebagai pegawai panti asuhan dalam keadaan sekarat di rumah sakit hingga Corrie pun meninggal dunia. Hanafi sedih lalu ia memutuskan untuk pulang kepada ibunya sampai ia meninggal dunia karena bunuh diri dengan meminum obat secara sembarangan.

Kisah yang saya baca ini kiranya masih sangat relevan dengan zaman sekarang bagaimana kita bisa bertahan dengan adat istiadat kita walau sempat mengenal kebudayaan yang lain sekaligus banyak nilai-nilai yang bisa dipetik dari berbagai kalangan. Semoga masih ada generasi sekarang yang mau membaca novel ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Puisi-Puisi Cinta (karya W.S Rendra)

Judul : Puisi-Puisi Cinta Penulis : W.S Rendra Penerbit : Benteng Pustaka Halaman : 100 Halaman Waktu Terbit : September 2015 Buku yang berjudul "Puisi-puisi cinta" ini merupakan salah satu antologi (kumpulan) puisi yang dibuat oleh Alm. W.S Rendra ketika ia duduk di bangku SMA sampai di usia senjanya. Antologi ini dibagi menjadi 3 bab atau dengan istilah "Puber". Bab pertama berjudul Puber 1 berisi 24 puisi-puisi nya ketika ia sedang duduk di bangku sekolah. Menggambarkan ketika ia sedang jatuh cinta terhadap seorang wanita sebaya nya. Bab 2 berjudul Puber 2 memuat 3 puisi yang menyatakan isi hatinya. Bab 3 berjudul Puber 3 menunjukkan kesetiaan nya terhadap puisi di usia senjanya. 3 karya puisi yang dibuat dalam puber ini. Selain kumpulan puisi, terdapat juga biografi singkat penyair termasyhur ini sekaligus pengantar dari editor buku ini. Bagi yang ingin mencari referensi antologi puisi, buku ini sangat direkomendasikan, terutama pembaca yang i

Resensi Buku : Derabat (Kumpulan Cerpen Harian Kompas 1999)

Judul Buku : Derabat Penyunting : Kenedi Nurhan Tahun Terbit : 2017 Penerbit : Penerbit Buku Kompas Tebal Halaman : XXXVIII + 210 halaman Pada aslinya Derabat  bukan merupakan judul dari pada buku ini, merupakan salah satu judul cerpen karya Budi Darma.  Disini kita akan melihat 20 karya cerpen terbaik yang pernah dibuat pada tahun 1997-1999 untuk diterbitkan oleh Harian Kompas. Tidak hanya itu, ada bagian pengantar dari penerbit beserta komentar dari Toety Heraty & Ahmad Sahal. Berikut adalah sinopsis dari cerpen-cerpen yang ada  1. Derabat (karya Budi Darma) Bercerita tentang seorang Penarik Pendati yang mulai diganggu oleh seekor burung yang ia sebut Derabat ditengah teror yang dibuat seorang pemburu yang bernama Matropik dan kawan-kawannya untuk desanya. 2. Nasib Seorang Pendengar Setia ( karya Jujur Prananto) Darsono mencurahkan isi hatinya kepada dokter betapa jenuh nya ia mendengarkan lelucon dari bos kantornya yang cenderung tak lucu serta monoton. 3. AAA!III...

Tugas Ujian Akhir Semester Membaca Sastra : Resensi "Aku Ingin Menjadi Peluru" karya Wiji Thukul

A. Identitas Buku 1. Judul : Aku Ingin Menjadi Peluru 2. Penulis : Wiji Thukul 3. Penerbit : INDONESIATERA 4. Tebal : XXIV + 223 Halaman 5. Waktu Terbit : April 2004 (cetakan kedua) B. Resensi Kita mungkin mengenal seorang Wiji Thukul sebagai salah satu aktivis yang "dihilangkan" oleh kekejaman rezim yang pernah berlangsung dahulunya. Tapi kita mesti tahu bahwa kata-kata yang ia buat membuka mata hati kita terhadap kesenjangan sosial yang terjadi waktu itu. Lewat buku Aku Ingin Menjadi Peluru lah, ia menuangkan apa yang ia alami dan ia lihat melalui puisi-puisi yang unik dan perlu kita pahami.  Ada sekian banyak puisi yang dibagi dalam 5 bab yakni " Lingkungan Si Mulut Besar", "Ketika Rakyat Pergi", "Darman dan Lain-lain", "Puisi Pelo",  dan "Baju Loak Sobek Pundaknya". Di buku ini juga terdapat pengantar langsung dari Alm.Munir yang juga merupakan aktivis HAM, wawancara Wiji Thukul oleh salah satu wartawan, biogr